Tuesday, March 14, 2017

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak : Linear Sequential Model

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak : Linear Sequential Model - Linear sequential model (atau disebut juga “classic life cycle” atau “waterfall model”) adalah metodologi umum dalam pengembangan perangkat lunak yang menandai kemajuan analisi dan desain (Al Fatta, 2007). Pada waterfall model sebuah tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Apabila terjadi kesalahan atau masalah pada perangkat lunak, maka kita tidak perlu mengulanginya dari awal lagi, tapi mengulanginya hanya pada tahapan yang ingin diperbaiki.

Linear sequential model
Linear Sequential Model
  1. Analisis kebutuhan perangkat lunak (software requirements analysis) merupakan aktivitas awal dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari perangkat lunak baru dan merencanakan seluruh kebutuhan perangkat lunak tersebut atau memutuskan bahwa sebenarnya pengembangan perangkat lunak baru tidak dibutuhkan.
  2. Desain perangkat lunak, yaitu menerjemahkan syarat/kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi sesifikasi perangkat lunak yang nyata sebelum dimulai pemunculan kode (coding). Sebagaimana analisis, desain ini juga didokumentasikan. 
  3. Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem.Dalam artian penggunaan computer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.
  4. Testing, yaitu menguji hasil kode program yang telah dihasilkan dari tahapan desain fisik. Tujuannya adalah : 
    1. Dari sisi pengembangan Perangkat Lunak, harus dijamin kode program yang dibuat bebas dari kesalahan sintaks maupun logika.
    2. Dari sisi pengguna, program yang dihasilkan harus mampu menyelesaikan masalah yang ada pada klien dan system baru harus mudah dijalankan dan dipahami oleh pengguna akhir.
  5. Setelah program lulus uji coba, maka perangkat lunak dan perangkat keras akan diinstal pada organisasi atau perusahaan klien dan secara resmi mulai digunakan untuk menggantikan sistem lama.
  6. Pemeliharaan, merupakan langkah terakhir dari model water fall adalah pemeliharaan, di mana pada tahapan ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan. Hasil dari tahapan ini adalah versi baru dari perangkat lunak yang telah dibuat.

  7. Keuntungan Metode Waterfall
    1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
    2. Document pengembangan system sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi  setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
    3. Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.

    Kelemahan Metode Waterfall
    1. Model waterfall harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami secara baik. Karena itu diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.
    2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan selanjutnya.
    3. Analis sulit merespon perubahan kebutuhan pengguna, karena pelanggan juga sulit menyatakan kebutuhannya secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat awal pengembangan.
    4. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
    5. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.

    Daftar Pustaka :
    Fatta, H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment